Kamis, 21 Oktober 2021

"Chapter II: The World Breed Despair" Jadi Salam Perkenalan PRISMAL DAWN

 

  

  Di scene musik tanah air, ada banyak sekali band metal yang lahir setiap harinya. Masing-masing membawa banyak sekali hal menarik baik dari sisi lirik, musik, maupun ideologi. Apalagi metal merupakan genre musik yang sangat luas cakupannya dan merupakan genre yang sangat terkenal bebas mengekspresikan apapun di dalamnya. Bicara soal skena musik metal, di Indonesia, Bekasi menjadi salah satu wilayah yang punya cukup banyak jagoan-jagoan metal. Salah satu yang sudah terkenal seantero Indonesia adalah Viscral. Band yang sudah memulai perjalannya sejak 2007 di dunia metal Indonesia ini telah memberikan banyak kontribusi buat skena metal Indonesia. 

    Selain pernah menjelajah panggung tanah air, Viscral juga beberapa kali mentas ke luar negeri. Selain Viscral, masih ada beberapa band lagi yang kiprahnya sudah tidak diragukan lagi. Bicara soal Bekasi dan genre metal, ada satu band baru yang ingin membagikan karyanya ke khalayak ramai. 

    Dia adalah Prismal Dawn, band beraliran melodic death metal yang telah menelurkan single debutnya beberapa waktu lalu. Prismal Dawn sendiri mengaku terpengaruh dari band-band Swedish death metal yang juga lekat dengan genre melodic death metal seperti Arch Enemy, At The Gates, dan The Black Dahlia Murder. Uniknya, band ini terbentuk di tengah pandemi COVID-19. Merasa ingin mengekspresikan diri sekaligus melestarikan genre melodic death metal, band ini akhirnya terbentuk. Diawali oleh dua orang yaitu Dede Iskandar di posisi gitar dan Adi di posisi drum, band ini mulai menyusun materi serta mencari personel. 

    Lambat laun materi mulai terkumpul dan beberapa orang mulai bergabung ke dalam band ini. Pertama posisi bass diisi oleh Jar dan gitar kedua diisi oleh Tiro. yang ternyata Jar tidak bertahan lama bersama Prismal Dawn. Keharusannya memilih dan fokus di salah satu bandnya membuat dia terpaksa harus angkat kaki. Posisi kosong di bagian bass ini kemudian diisi oleh Hilman. Menariknya, bergabungnya Hilman ke dalam band tidak jauh dari Zakiy yang mengisi posisi vokal. Kedua personel ini bergabung dan mampu membantu Dede dan Adi merampungkan single perdana Prismal Dawn. Adalah kesamaan selera bermusik yang pada akhirnya membuat Prismal Dawn tetap kokoh untuk merampungkan materi-materi yang sudah mereka kumpulkan. Sejauh ini sudah ada lima materi yang siap mereka garap untuk dijadikan E.P atau full album. 

    Adalah Chapter II: The World Breed Despair yang menjadi single pembuka mereka untuk memperkenalkan diri dan melestarikan genre melodic death metal yang bisa dibilang kurang diekspos untuk saat ini. Di era modern seperti saat ini, genre seperti progressive metalcore, djent, dan deathcore menjadi genre yang sedang naik daun. Tapi Prismal Dawn memilih untuk tetap tampil “old school” dengan mengusung genre Melodic Death Metal yang sangat terkenal di akhir era 90-an sampai awal era 2000-an. Uniknya, meski mengusung genre Melodic Death Metal, Prismal Dawn juga mencampurkan ragam genre lain dari skena metal. Di lagu Chapter II: The World Breed Despair, Prismal Dawn menggunakan riff-riff gitar dengan distorsi super tebal yang menjadi ciri khas band Melodic Death metal. 

    Sedangkan pada bagian drum, mereka memilih untuk mengisinya dengan sentuhan-sentuhan Thrash Metal. Dengan perpaduan yang ciamik ini, lagu yang disajikan lebih bertenaga, cepat, namun tetap menjadi lagu yang bisa dinikmati banyak orang. “Konsep awal dari musik yang kami usung terutama dari single yang sudah kami rilis adalah menyajikan musik yang masih bisa dinikmati oleh para metalhead. Musik ini tidak begitu kencang, tapi tetap mempertahankan sisi buasnya.” “Adapun Chapter II: The World Breed Despair memiliki kisah mengenai seseorang yang menuhankan ilmu pengetahuan tanpa menganggap bahwa sang pencipta itu ada.

    Orang-orang ini berpikir bisa melakukan segala hal tanpa adanya campur tangan yang maha kuasa. Pada akhirnya orang-orang tersebut terjebak dalam keputusasaan di mana sebenarnya mereka adalah makhluk yang tidak bisa melakukan segalanya sendiri.” Selain ingin mewujudkan E.P atau full album, mereka juga kini fokus untuk mencari gigs khususnya di area Jabodetabek untuk memperkenalkan lebih luas lagi musik mereka kepada para metalhead. Chapter II: The World Breed Despair sendiri sudah resmi dirilis di berbagai platform streaming musik seperti Spotify, Joox, dan Youtube.